SDN 12 CIBADAK

SDN 12 CIBADAK
Yang Terdepan Sebagai Ujung Tombak Pelayanan

Minggu, 25 Desember 2011



sing a song ( INDONESIA MEMANGGIL ) karya Anak Bangsa Putra Sang Fajar

singsingkan lengan baju pancarkan rasa.....
ukirlah hari esok berdiri jaya,,, bergandengan tangan tuk meraih ridho Alloh....
buatlah negri ini slalu tersenyum bahagia dan sejahtera dalam cintanya
tida lagi resah , tiada lagi duka lara...
negeri indah,,, indonesia,,,,,memanggil namamu mnyapa nuranimu....
negeri indah ....indonesia,,,,,menanti hadirmu ...rindukan karyamu....

Sabtu, 24 Desember 2011

KOmentar Pak Saiman

"Sudah Sekian Tahun Saya Mengabdi, bahkan mungkin saya paling lama disekolah ini,,,saya sangat senang dengan kondisi disini,,akrab,dan saling mengerti dengan kata lain sistem kekeluargaan yang bagus...saya merasa bangga dengan kepala sekolah sekarang diakhir masa tugas saya, saya merasa mendapat penghargaan yang membuat saya merasa bangga. Namun saya tetap berharap bahwa generasi saya selanjutnya bisa lebih baik dan dapat membuat institusi pendidikan lebih maju kedepan dalam artian da"demikian ujar bapak guru yang sekarang masa tugasnya telah habis.

Kamis, 22 Desember 2011

Ketercapaian Prestasi Belajar

KETERCAPAIAN PRESTASI BELAJAR
Kegiatan Belajar
Terhadap Prestasi Yang Dicapai
A. Pengertian Belajar
Sebelum membicarakan pengertian prestasi belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan apa yang dimaksud dengan belajar. Para pakar pendidikan mengemukakan pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, namun demikian selaku mengacu pada prinsip yang sama yaitu setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya.
Menurut Slameto (1995:2) belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.” Selanjutnya Winkel (1996:53) belajar adalah “suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstant.” Kemudian Hamalik (1983:28) mendefinisikan belajar adalah “suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.”
B. Pengertian Prestasi Belajar
Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.
Adapaun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu.
Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap oengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan.
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan. Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.”
Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.” Sedangkan menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.”
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.
1. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.
Kecerdasan/intelegensi
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalany perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.
Menurut Kartono (1995:1) kecerdasan merupakan “salah satu aspek yang penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara potensi ia dapat mencapai prestasi yang tinggi.”
Slameto (1995:56) mengatakan bahwa “tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.”
Muhibbin (1999:135) berpendapat bahwa intelegensi adalah “semakin tinggi kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses.”
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa intelegensi yang baik atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak dalam usaha belajar.
Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (1986:28) bahwa “bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-kesanggupan tertentu.”
Kartono (1995:2) menyatakan bahwa “bakat adalah potensi atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.” Menurut Syah Muhibbin (1999:136) mengatakan “bakat diartikan sebagai kemampuan indivedu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.”
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajat keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.
Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Menurut Winkel (1996:24) minat adalah “kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.” Selanjutnya Slameto (1995:57) mengemukakan bahwa minat adalah “kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang.”
Kemudian Sardiman (1992:76) mengemukakan minat adalah “suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atai arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.”
Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.
Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.
Nasution (1995:73) mengatakan motivasi adalah “segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.” Sedangkan Sardiman (1992:77) mengatakan bahwa “motivasi adalah menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu.”
Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu (a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.
Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam diri siswa akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran. Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar secara aktif.
2. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya.
Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (1995:60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.”
a. Keadaan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto bahwa: “Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.”
Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.
Dalam hal ini Hasbullah (1994:46) mengatakan: “Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.”
Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar.
b. Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.
Menurut Kartono (1995:6) mengemukakan “guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar.” Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.
c. Lingkungan Masyarakat
di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.
Dalam hal ini Kartono (1995:5) berpendapat:
Lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada menentukan anakpun dapat terpengaruh pula.
Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya.
D. Fase dan Teknik yang Efektif dalam Belajar
The Liang Gie (1983:12) membagi fase belajar ke dalam dua fase yaitu fase persiapan belajar dan fase proses belajar. Dalam tiap-tiap fase tersebut cara atau teknik belajar tersendiri.
Fase Persiapan Belajar
Fase ini merupakan fase sebelum belajar, landasar utama bagi pembentukan cara belajar yang baik adalah sikap mental yang baik, yaitu sikap mental yang ditumbuhkan dan dipelihara dengan sebaik-baiknya agar siswa mempunyai kesadaran berupa kesediaan mental. Tanpa kesediaan mental siswa dalam belajar tidak akan bertahan menghadapi berbagai macam kesukaran, terutama pada saat siswa dihadapi paa berbagai masalah yang harus dipecahkan.
Sikap mental yang perlu diusahakan oleh setiap siswa dalam rangka persiapan belajar sekurang-kurangnya mencakup empat segi, yaitu: Tujuan belajar, minat terhadap pelajaran, kepercayaan paa diri sendiri dan keuletan.
Tujuan Belajar
Belajar di sekolah perlu diarahkan pada suatu cita-cita tertentu, cita-cita yang diperjuangkan dengan berbagai macam kegiatan belajar. Tujuan belajar perlu diketahui oleh siswa, agar siswa siap menerima materi pelajaran, seperti apa yang dijelaskan Winarno Surachman (1994:99) bahwa: “Tujuan itu penting anda ketahui terlebih dahulu, sebab jika anda sudah mengetahui tujuan itu maka mental anda pun akan siap menerima, mengolah dan mengatur semua mata pelajaran sesuai dengan tujuan itu.”
Minat terhadap mata pelajaran
Setiap siswa seharusnya menaruh minat yang besar terhadap mata pelajaranyang mereka ikuti, karena minat selain memusatkan pikiran juga akan menimbulkan kegembiraan dalam usaha belajar, seperti yang kemukakan oleh The Liang Gie (1983:12) adalah “keriangan hati akan memperbesar kemampuan belajar seseorang dan juga membentunya tidak melupakan apa yang dipelajarinya itu.”
Materi pelajaran dapat dipelajari dengan baik bila siswa dapat memusatkan pikirannya dan menyenangi materi pelajaran tersebut. Siswa kurang berhasil dalam menerima materi pelajaran itu disebabkan siswa itu tidak tertarik dengan materi pelajaran yang disampaikan.
Kepercayaan kepada diri sendiri
Setiap siswa perlu yakin mereka mempunyai kemampuan kepercayaan kepada diri sendiri perlu dipupuk sebagai salah satu kesiapan sepenuhnya bahwa tidak ada mata pelajaran yang tidak dapat dipahami bila ia mau belajar dengan giat setiap hari.
Keuletan
Hidup seorang siswa selama belajar di sekolah penuh kesukaran-kesukaran, oleh karena itu setiap siswa perlu memiliki keuletan baik jasmani maupun rohani. Untuk memupuk keuletan tersebut hendaknya siswa selalu menganggap setiap persoalan muncul sebagai tantangan yang harus diatasi.
Materi pelajaran yang diberikan guru di sekolah masih mengharuskan siswa melaksanakan aktifitas mental, untuk menanamkan konsep pelajaran yang lebih baik. Untuk itu Herman Hudoyo (1989:15) menyarankan bahwa: “Belajar haruslah aktif, tidak sekedar pasif saja menerima apa yang diberikan. Dapat mengharapkan jika siswa aktif melibatkan diri dalam menemukan suatu prinsip dasar, anak itu akan mengerti konsep yang lebih baik, ingatannya lebih lama dan akan mampu menggunakan konsep tersebut dikonteks yang lain.”
Fase Proses Belajar
Fase ini sangat menentukan seorang siswa berhsail tidaknya di sekolah, pada fase proses belajar ini dituntut kepada siswa untuk menerapkan cara-cara belajar yang sebaik mungkin. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam fase ini antara lain:
a. Pedoman dalam belajar
Pedoman dalam belajar perlu dibuat untuk menjadi petunjuk dalam melakukan kegiatan belajar. Karena setiap usaha apapun tentu ada azas-azas yang dijadikan sebagai pedoman demi suksesnya usaha tersebut. Demikian pula dalam belajar, The Liang Gie (1983:13) mengemukakan bahwa: “Prinsip-prinsip belajar itu sekurang-kurangnya menyangkut tiga hal, yaitu keteraturan, disiplin dan konsentrasi.”
Keteraturan dalam belajar sangat penting artinya, bila siswa ingin belajar dengan baik, maka hendaknya siswa dapat menjadikan keteraturan di dalam belajar itu sebagai hal pokok sesuai dengan saran Al-Falasany (1992:15) bahwa: “Keteraturan belajar adalah pangkal utama dari cara belajar yang baik.”
Di dalam belajar siswa akan berhadapan dengan bermacam-macam rintangan yang dapat menangguhkan usaha belajarnya, tetapi dengan mendisiplinkan dirinya sendiri ia akan dapat mengatasi semua hal itu, Al-Falasany (1992:15) mengemukakan bahwa dengan kemauan yang keras dan dengan disiplin ia akan dapat menjauhi godaan dan gangguan yang mendorongnya malas belajar, ogah-ogahan dan menunda-nunda studi.
Setelah faktor keteraturan dan displin di dalam belajar, maka konsentrasi juga sangat diperlukan pada saat berada dalam proses belajar perlu konsentrasi, tanpa konsentrasi ia tidak mungkin dapat menguasai materi pelajaran.
b. Cara mengikuti pelajaran
Untuk dapat mengikuti pelajaran dengan baik di sekolah, maka diharapkan kepada siswa agar dapat memusatkan pikiran dan perhatiannya pada materi pelajaran yangs edang disajikan oleh guru. Karena seperti ET Ruseffendi (1982:18) mengemukakan bahwa: “Anak-anak harus belajar berbuat sendiri dan merasakan sendiri. Makin banyak indera yang dipakai makin efedien anak belajar.”
Siswa akan memperoleh pengalaman belajar yang lebih banyak bila ia dapat mengikuti pelajaran dengan tertib, penuh perhatian, mencatat dengan baik, serta mau bertanya jika ada penjelasan yang kurang dimengerti. Dengan demikian dapat diharapkan, jika siswa aktif melibatkan diri dalam menemukan prinsip-prinsip dasar siswa itu akan mengerti konsep yang lebih baik.
Namun untuk mempermudah siswa memahami konsep-konsep yang diajarkan di sekolah, sebaiknya siswa sudah mempersiapkan dirinya dengan pengetahuan tentang materi-materi sebelumnya, karena Herman Hudoyo (1989:18) menekankan bahwa: “Pada waktu siswa mempelajari sesuatu konsep yang benar-benar baru, untuk mudah memahami konsep-konsep tersebut, siswa perlu berorientasi dengan pengalaman yang lampau.”
c. Cara mengulangi materi pelajaran/membaca buku
Setelah di sekolah siswa mengikuti pelajaran dengan baik, tentu usaha siswa untuk mendapat pengertian tentang konsep materi pelajaran dengan baik tidak cukup sampai di sini, tetapi siswa perlu lagi mengkaji, mengulangi dan membaca kembali materi tersebut.
Belajar memang tidak lepas dari membaca dan ternyata membaca sebenarnya tidak sesederhana yang kita bayangkan. Membaca mempunyai teknik-teknik tersendiri, sebagaimana juga menulis. Dengan mengikuti teknik membaca sistimatis dan cepat, kita dapat menghemat waktu dan belajar lebih banyak.
Banyak siswa sekolah menengah maupun mahasiswa masih mempunyai kebiasaan yang jelek. Mereka membaca sangat lamban, kurang memahami makna kata dan ungkapan-ungkapan tertentu lebih-lebih dengn bacaan yang berat. Di samping itu tidak dapat merefleksikan apa yang telah dibaca.
Kesukaran belajar banyak ditentukan oleh keterampilan membaca. Memang banyak faktor yang menentukannya. Hal pertama kali yang harus diperhatikan adalah jarak mata dengan buku atau tulisan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sudarmanto (1993:35) yaitu: “Jarak membaca yang baik adalah 16 inci (+ 30 cm). Bila dalam membaca jarak itu tidak dapat dijangkau maka ada ketidak-beresan dengan mata.”
Adapun tujuan yang dihadapkan dalam usaha mengulangi kembali pelajaran di rumah itu adalah untuk memperkuat ingatan siswa terhadap materi pelajaran yang akan digunakan untuk memecahkan masalah atau soal-soal. Dalam hal ini Herman Hudoyo (1989:27) menegaskan bahwa: “Ingatan memegang peranan penting di dalam belajar jika siswa harus mencari jalan untuk menyelesaikan suatu masalah.”
E. Prinsip-prinsip Belajar
Dalam mengerjakan sesuatu seseorang harus mempunyai prinsip-prinsip tertentu, begitu juga halnya dengan belajar. Untuk menertibkan diri dalam belajar harus mempunyai prinsip sebagaimana yang diketahui prinsip belajar memang kompleks tetapi dapat juga dianalisis dan diperinci dalam bentuk-bentuk prinsip atau azas belajar sebagaimana yang dinyatakan oleh Oemar Hamalik (9183:23) meliputi:
Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi huungan mempengaruhi secara dinamis antara siswa dan lingkungan.
Belajar harus senantiasa bertujuan, searah dan jelas bagi siswa.
Belajar yang paling efektif apabila didasari oleh dorongan motivasi yang murni dan bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri.
Senantiasa ada hambatan dan rintangan dalam belajar, karena itu siswa harus sanggup menghadapi atau mengatasi secara tepat.
Belajar memerlukan gimgingan baik itu dari guru atau tuntutan dari buku pelajaran itu sendiri.
Jenis belajar yang paling utama ialah belajar yang berpikiran kritis, lebih baik daripada pembentukan kebiasaan-kebiasaan mekanis.
Cara belajar yang paling efektif adalah dalam pembentukan pemecahan masalah melalui kerja kelompok asalkan masalah tersebut disadari bersama.
Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari, sehingga diperoleh pengertian-pengertian.
Belajar memerlukan latihan dan ulangan, agar apa-apa yang dipelajari dapat dikuasai.
Belajar harus disertai dengan keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan.
Belajar dianggap berhasil apabila si pelajar telah sanggup menerapkan dalam prakteknya.
Banyak siswa yang telah belajar dengan giat tetapi usahanya itu tidak memberikan hasil yang diharapkan, dan sering kali mengalami kegagalan, bekerja keras belum tentu menjamin seseorang dapat belajar dengan berhasil. Di samping itu seorang siswa perlu memperhatikan syarat-syarat dapat belajar secara efesien atau belajar dengan baik. Di antara syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:
Kesehatan jasmani, badan yang sehat berarti tidak mengalami gangguan penyakit tertentu cukup dengan vitamin dan seluruh fungsi badan berjalan dengan baik.
Rohani yang sehat, tidak berpenyakit syaraf, tidak mengalami gangguan emosional, senang dan stabil
Lingkungan yang tenang, tidak ribut, serasi bila mungkin jauh dari keramaian dan gangguan lalu lintas dan tidak ada gangguan yang lainnya.
Tempat belajar menyenangkan, cukup udara, cukup matahari, penerangan yang memadai.
Tersedia cukkup bahan dan alat-alat yang diperlukan, bahan-bahan dan alat-alat itu menjadi sumber belajar dan alat sebagai pembantu belajar.

Jumat, 09 Desember 2011

galang terampil 2011




PETUNJUK PELAKSANAAN

LOMBA TINGKAT I REGU PRAMUKA PENGGALANG
GUGUS DEPAN 1075 – 1076
PANGKALAN SD NEGERI 12 CIBADAK
TAHUN 2011



BAB I
PENDAHULUAN


A. DASAR PEMIKIRAN

Gerakan Pramuka merupakan wadah pendidikan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia yang memiliki tugas menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia supaya menjadi insan yang bertakwa dan berjiwa Pancasila, memiliki watak, sikap, sifat, kepribadian dan moral juga budi pekerti yang luhur serta memiliki pengetahuan, keterampilan dan wawasan yang luas sehingga pada gilirannya dapat menjadi penerus tongkat estafet perjuangan bangsa dalam membangun masyarakat, bangsa dan Negara Republik Indonesia.

Kegiatan Lomba Tingkat Pramuka Penggalang ( LT ) diselenggarakan secara berjenjang mulai dari Tingkat Gugus Depan ( LT I ) sampai Tingkat nasional ( LT V ) berperan sebagai alat untuk mengukur Mutu Pembinaan dan Pelatihan Pramuka Penggalang sehingga menjadi umpan balik program pembinaan selanjutnya.

Lomba Tingkat juga menjadi Stimulant dan memotivasi Pramuka Penggalng dan Pembina Pramuka dalam upaya meningkatkan kualitas dan mengevaluasi diri untuk mencapai Prestasi Terbaik. Juga sebagai sarana untuk melatih keberanian, kemandirian, kerjasama team, disiplin dan mempersiapkan diri menghadapi dunia nyata kelak yang penuh dengan kompetisi dan persaingan, perbedaan sikap dan pandangan.


Oleh karena itu penyajian Lomba Tingkat Pramuka Penggalang dilaksanakan dengan berpegang pada Prinsip Dasar metode Kepramukaan dengan cara Menarik, Bermutu, Kreatif, Inovatif dan Rekreatif, memiliki tantangan dan terukur dengan tetap berpijak pada pemupukan rasa persaudaraan, sportifitas dalam suasan ring, sopan dan disiplin tinggi.

B. DASAR HUKUM
1. Undang undang Pramuka no.12 Tahun 2010
2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
3. SK Kwarnas No. 33 Tahun 1978 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Lomba Tingkat.
4. Keputusan Rapat Mabigus , tanggal … Desember 2011

C. TUJUAN
1. Meningkatkan dan mengembangkan Kualitas Pembinaan Pramuka Penggalang di Tingkat Gugus Depan
2. Mengetahui kemampuan Prestasi sera Potensi Pramuka Penggalang
3. Meningkatkan sikap persaudaraan, disiplin dan peduli terhadap sesama dan alam sekitarnya.
4. Terpilihnya regu berprestasi Unggul
D. SASARAN
1. Terciptanya Pramuka Penggalang yang bersikap dan bermoral Pancasila melalui proses Pengahayatan dan Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka.
2. Pramuka Penggalang yang disiplin, peduli dan mandiri.
3. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan wawasanan peserta didik.
























BAB II
RENCANA PENYELENGGARAAN



A. PENYELENGGARAAN
1. Nama : Galang Terampil GUDEP 1075 – 1076 2011
2. Tema : Menggalang Prestasi Untuk Meraih Cita dan Citra Mandiri
3. Sub Thema : Uji diri meraih prestasi
4. Motto : Satyaku Ku Darmakan Darmaku Ku Baktikan
5. Bentuk kegiatan : Latihan bersama di lingkungan sekolah
6. Waktu : Tanggal 17 s.d. 18 Desember 2011 ( 2 Hari )

Dengan perincian :
a. Hari ke 1 (17 Desember 2011): Daftar ulang, Upacara Pembukaan, dan Giat Lomba.
b. Hari ke ( 18 Desember 2011 ): Lomba dan Upacara penutupan.

7. Tempat : Buper Lokabina Pangandaran
8. Tehnical Meeting : 15 Desember 2011, Pukul 09.00 WIB tempat ( situational )
9. Temu Teknis : 15 Desember 2011, Pukul 11.00 WIB tempat ( situational )
(dihadiri oleh Mabigus, Calon Juri & Panitia Mata Lomba)

B. PESERTA
Setiap Siswa/Siswi berhak Mengikuti satu mata lomba yang akan dilombakan dengan memenuhi ketentuan sebagai berikut :

1. Memiliki fotensi ( bakat ).
2. Setiap peserta mengikuti satu mata lomba
3. Mendapat Surat Izin dari Orang Tua
4. Tiap peserta mendaftarkan diri ke panitia atau guru kelas masing2

Persyaratan :
 Angota Pramuka Aktif
 Memiliki SKU dan SKK
 Memiliki Kartu Tanda Anggota ( KTA ) Pramuka ( bagi yang sudah membuat )
 Mengisi Formulir pendaftaran / Biodata ( Photo pramuka berwarna 2x3 = 2 bh)
 ( ID Card, Piagam, Kaos, Administrasi, Tiska dan Jadwal Kegiatan)

C. PERLENGKAPAN PESERTA
1. Perlengkapan Pribadi :
 Seragam Pramuka sesuai SK Kwarnas No 226 Tahun 2007.
 Ransel Punggung ( Keril / Ransel )
 Pakaian Olahraga
 Alat Sholat, Mandi dan Makan
 Senter
 Survival kit ( Jarum, benang dan gunting )
 Tali Pramuka, Pluit, pisau dan tempat air
 Tongkat Pramuka 160 Cm
 Matras / alas tidur
 Alat tulis
 Obat pribadi
 Majmu Syarif / Yasin / Juz Amma
 Alat lomba ( Lihat Juknis )
 Bendera Semaphore




























BAB III
URAIAN TUGAS PANITIA PENYELENGGARA



Agar dapat terselenggaranya Kegiatan Galang Terampil Gudep 1075 – 1076 Tahun 2011 secara berhasil guna dan berdaya guna, maka dibentuk kepanitiaan khusus dengan uraian tugas organisasi sebagai berikut :

A. PELINDUNG
1. Ketua Mabigus Gerakan Pramuka Gugus Depan 1075 – 1076 Pangkalan SD Negeri 12 Cibadak beserta jajaran memberikan bimbingan organisasi, kepada panitia penyelenggara / panitia kegiatan
2. Memberikan Bimbingan dan dukungan materil Finacial kepada panitia penyelenggara/ pelaksanan

B. PENANGGUNGJAWAB PENYELENGGARA
1. Memiliki wewenang penuh dalam membangun kebijakan umum dan menyeluruh atas semua penyelenggaraan Galang Terampil Gudep 1075 – 1076 Tahun 2011
2. Melaporkan penyelenggaraan Galang Terampil Gudep 1075 – 1076 Tahun 2011 kepada Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Kecamatan Cibadak dan Mabigus.

C. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANA
1. Ketua Umum
 Memiliki wewenang penuh menyusun kebijakan teknis pelaksanaan Galang Terampil Gudep 1075 – 1076 Tahun 2011 dalam menerjemahkan kebijakan umum
 Memberikan komando pelaksanaan Galang Terampil Gudep 1075 – 1076 tahun 2011 kepada para ketua bidang
 Bertanggung jawab menyusun laporan pelaksanaan Galang Terampil Gudep 1075 – 1076 tahun 2011
 Bertanggung jawab kepada Ketua Mabigus.

2. Sekretaris Umum
 Menyusun kebijakan administrasi pelaksanaan Galang Terampil Gudep 1075 – 1076 tahun 2011
 Melaksnakan kebijakan administratif dalam persiapan Galang Terampil Gudep 1075 – 1076 tahun 2011
 Memiliki wewenang memberikan komando kepada Staf Sekretariat
 Bertanggung jawab kepada Ketua umum Pelaksana Galang Terampil Gudep 1075 – 1076 tahun 2011

D. STAF KEUANGAN
 Menyusun kebijakan umum Anggaran Biaya Pelaksanaan Galang Terampil Gudep 1075 – 1076 tahun 2011
 Mengusahakan penghimpunan Dana dalam pengadaan anggaran biaya Pelaksanaan Galang Terampil Gudep 1075 – 1076 tahun 2011
 Melaksanakan seluurh kebijakan keuangan Pelaksanaan Galang Terampil Gudep 1075 – 1076 tahun 2011
 Menyusun laporan pertanggung jawaban anggaran Pelaksanaan Galang Terampil Gudep 1075 – 1076 tahun 2011

E. BIDANG KEGIATAN UMUM
1. Menyusun perencanaan sistem kegiatan dan kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan dalam Kegiatan
2. Bertanggungjawab menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis kegiatan dalam hal:
 Pengorganisasian peserta baik puteri maupun putera
 Lalu lintas informasi berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan
 Penyelenggaraan, pengadaan dan pengawasan sarana dan prasarana yang diperlukan seluruh komponen kegiatan
 Pelayanan kesehatan bagi peserta
 Pemeliharaan dan pengendalian ketertiban dan keamanan kegiatan
 Menyelesaikan permasalah menyangkut pelaksanaan kegiatan
3. Membangun koordinasi dan bekerja sama dengan Bidang Giat Lomba
4. Bertanggung jawan kepada Ketua Umum pelaksana Galang Terampil Gudep 1075 – 1076 tahun 2011.

F. BIDANG LOMBA
1. Menyusun perencanaan sistem kegiatan perlombaan secara menyeluruh, sistemik dan logis demi terselenggaranya lomba yang adil dan legal.
2. Merancang seluruh kebutuhan sarpras lomba untuk diajukan kepada bidang kegiatan umum
3. Bertanggung Jawab menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis perlombaan dalam hal:
 Persyaratan dan kriteria perlombaan
 Pelaksnaan kegiatan perlombaan
 Penilaian pelaksanaan perlombaaan
 Menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan perlombaan
4. Menghimpun dan mengamankan nilai hasil penilaian perlombaan untuk diserahkan kepada bidang kegiatan umum
5. Menyusun laporan pertanggungjawaban pelaksanaan perlombaan
6. Bertanggung jawan kepada Ketua Umum pelaksana Galang Terampil Gudep 1075 – 1076 tahun 2011





BAB IV
TANDA PENGHARGAAN DAN TANDA PENGENAL

1. Tanda Penghargaan
a. Tanda Ikut Serta Kegiatan ( Tiska ) berupa Pin Resin
b. Piagam juara lomba

2. Tanda Pengenal
(Diperuntukan bagi peserta memakai tanda pengenal dengan nomor dada yang telah disediakan panitia )





BAB V
MACAM KEGIATAN

Kegiatan Galang Terampil Gudep 1075 – 1076 tahun 2011 merupakan proses kegiatan total yang sasarannya pemantapan mental, fisik, pengetahuan dan keterampilan Pramuka Penggalang. Serta diarahkan pada proses pembinaan sumber daya Pramuka Penggalang yang bersumber pada dasar dan nilai-nilai: Agama, Pancasila, semangat juang 45, ketahanan Nasional, Kebangsaan, Persatuan, Persahabatan dan Kekeluargaan Sosial ekomoni, budaya, adat istiadat, etika, disiplin dan Teknologi, kesehatan dan kesejahteraan Lingkungan hidup.

Kegiatan Galang Terampil Gudep 1075 – 1076 tahun 2011 dilaksanakan di Alam terbuka, lingkungan sekolah SDN 12 Cibadak dengan prinsip dasar metodik kepramukaan serta sistim among.

Scenario Umum adalah Rangkaian Kegiatan selama dua hari. Meliputi materi kegiatan dikelompokan dalam :
A. Spriritual
B. Sikap Mental dan Patriotisme
C. Keterampilan Kepramukaan
D. Kesenian dan Budaya
E. Kreatifitas

1. Spiritual :
a. Cerdas Cermat
b. Da’i Cilik
c. MTQ
d. MHQ
e. Adzan
f. Sholawat
g. Saritilawah

2. Sikap Mental, Disiplin dan Patriotisme
a. Baris Berbaris
b. Pengucapan Dasa Darma
c. Pengucapan UUD 1945
3. Keterampilan Pramuka
a. Sandi dan Morse
b. Bendera Semaphore

4. Kesenian dan Budaya
a. Menyanyi lagu Daerah
b. Puisi

5. Kreatifitas
a. Hasta karya
b. Karya Ilmiah

F. Aspek yang dinilai :
a. Kepribadian, Sikap, Mental dan moral individu regu
b. Kemampuan Kerjasama Team, semangat dan kepemimpinan
c. Ketahanan Jasmani
d. Keterampilan Teknik Kepramukaan
e. Pengetahuan Umum dan Kreatifitas

G. Anggota Berprestasi :
1. Berprestasi Galang Terampil Gudep 1075 – 1076 tahun 2011 ditentukan Berdasarkan Perolehan Nilai Akumulaitif, dengan mempertimbangkan kumulatif juari 1 sampe 3
2. Kegiatan seremonial adalah Upacara Pembukaan, Upacara Penutupan dan Upacara Api Unggun, Pentas Seni Budaya.

H. Dewan Juri dan Dewan Kehormatan
a. Dewan Juri :
1) Dewan Juri dibentuk secara Kolektif, terdiri dari Unsur Guru, Pelatih dan Profesional
2) Tugas Pokok Dewan Juri adalah memberikan nilai atas pelaksanaan Lomba
3) Dewan Juri bertugas secara Kolektif
4) Hasil Penilaian bersifat mutlak dan mengikat
5) Keputusan Juri syah dan tidak bisa diganggu gugat.
b. Dewan Kehormatan
1) Bertugas untuk menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan ketidakpuasan atas hasil Lomba
2) Dewan Kehormatan bersidang secara temporer
3) Keputusan Dewan Kehormatan Final dan Tertinggi
4) Dewan Kehormatan terdiri dari : Mabigus, Ketua Umum, dan Ketua Bidang Materi Lomba.

I. Prosedur Pendaftaran
a. Pendaftaran tahap pertama dibuka setelah tanggal di umumkan, Dengan menyerahkan berkas :
 Mengisi formulir pendaftaran

b. Pendaftaran tahap Kedua saat technical meeting dilaksanakan tanggal 15 Desember 2011 sambil menyerahkan berkas :
 Surat Izin Orang tua
 SKK, SKU
 Foto copy KTA apabila sudah membuat

BAB VI
TATA TERTIB KEGIATAN
GALANG TERAMPIL GUDEP 1075 – 1076



1. Satya Darma Pramuka merupakan landasan Moral dan dasar Sikap perilaku di Kegiatan
2. Warga perkemahan Galang Terampil Gudep 1075 – 1076 tahun 2011 ( Peserta, Pembina dan Panitia ) Wajib mentaati dan melaksanakan ketentuan, peraturan dan petunjuk yang ditetapkan.
3. Membiasakan memberi salam pramuka kepada seluruh warga perkemahan jika berpapasan
4. Berseragam Pramuka lengkap dan memakai tanda pengenal selama kegiatan kecuali kegiatan tertentu yang ditetapkan Binkemin.
5. Mengikuti kegiatan sesuai jadwal kegiatan, hadir 5 menit sebelum kegiatan dimulai
6. Gunakan waktu sebaik – baiknya dengan bekerja bersungguh – sungguh dan mencari sahabat sebanyak – banyaknya.
7. Gunakan waktu istirahat dengan baik dan jangan mengganggu peserta lain.
8. Menjaga lingkungan Perkemahan, MCK agar tetap bersih, rapih, sehat dan indah
9. Tidak mengganggu tanaman disekitar tenda, lingkungan perkemahan.
10. Menjaga keamanan diri dan lingkungan.
11. Melaksanakan ibadah secara tertib dan disiplin.
12. Menciptakan suasana riang gembira, saling menghargai, sopan santun, tolong menolong dan memupuk rasa persaudaraan.
13. Menerima tamu hanya pada saat Istirahat dan ditempat yang disediakan
14. Dilarang menerima tamu pada jam Kegiatan dan malam hari.
15. Peserta dilarang membawa alat komunikasi (HP) atau alat komunikasi lainnya.


.
BAB VIII
PENUTUP

Demikian Petunjuk Pelaksanaan Lomba Tingkat III Regu Penggalang Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Ciamis Tahun 2011 disusun untuk menjadi pedoman bagi semua pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut.

Mudah – mudahan kegiatan tersebut dapat berjalan sukses. Amin …



Gerakan Pramuka GUDEP 1075 – 1076
Pangkalan SD Negeri 12 Cibadak
Ketua,




KUSNADI JAYA, S.Pd
NTA. 0902 10 ….























G E R A K A N P R A M U K A
GUDEP 1075 – 1076
PANGKALAN SD NEGERI 12 CIBADAK
Sekretariat : Kp. Papanahan 03/09 Kel. Cibadak ( 0266 ) 533524 Kec. Cibadak Kab. Sukabumi
e-mail : sdn12@yahoo.co.id Blog : http://sdn12cbd.blogspot.com

Senin, 28 November 2011

5 SKK Wajib


1. TKK BERKEMAH
Untuk mencapai Tingkat Purwa seorang Pramuka harus:
 sedikitnya sudah 3 kali mengikuti perkemahan sehari semalam (misalnya Perkemahan Sabtu Minggu = Persami), dan satu kali perkemahan yang lebih dari 2 malam,
 dapat memperlihatkan cara menyusun isi kantong punggung (ransel = rugzak) dengan baik dan rapih,
 mengetahui dan dapat mendirikan tenda regu (untuk 6 – 10 orang), dengan rapih dan benar, termasuk pemakaian simpul dan pembuatan paritnya,
 mengetahui dan dapat mengatur perkemahan regu/sangganya (mengatur barang dalam tenda, isi tenda dapur, barang-barang di rak piring, rak sepatu, dan lain-lain.
 mengetahui dan dapat menjaga kebersihan perkemahan regu/sangganya, termasuk pembuatan tempat sampah basah dan sampah kering, serta membawa pulang ke rumah alat-alat dapur dan barang lainnya dalam keadaan bersih.

2. TKK MENABUNG
Untuk mencapai Tingkat Purwa seorang Pramuka harus:
 telah memenuhi SKK Penabung untuk Siaga,
 seluruh atau sebagian uang yang ditabung dalam buku tabungannya adalah uang yang diperoleh dari hasil usahanya sendiri,
 dapat membantu mengurus administrasi buku-buku Tabungan Pramuka di Perindukan Siaga atau di Pasukan Penggalang.

3. TKK PENGAMAT
Untuk mencapai Tingkat Purwa seorang Pramuka harus:
 dapat mengingat 10 dari 15 macam benda yang dilihatnya dalam 1 menit (dilakukan dua kali percobaan dengan benda-benda yang berlainan),
 dapat mengenal dan mengingat sedikitnya 7 dari 10 macam benda yang dirabanya, dicium, dikecap dengan lidah, dan suara yang didengarnya,
 dapat mengikuti jejak sejauh 3 km, dengan menggunakan tanda jejak sederhana dari bahan alam sekitarnya, dan dapat mencatat sedikitnya 70% dari seluruh tanda yang dibuat penguji,
 mengetahui dan mencatat cara dan kebiasaan hidup jenis binatang yang ada di sekitarnya, atau
 mengetahui nama dan mengenal 10 macam tumbuh-tumbuhan/buah-buahan/ sayur-sayuran yang biasa digunakan manusia dan tumbuh didaerahnya, atau
 mengetahui nama dan mengenal beberapa macam jamur (fungi) yang dapat dimakan atau yang beracun, yang tumbuh di daerahnya.

4. TKK PENGATUR RUMAH
Untuk mencapai Tingkat Purwa seorang Pramuka harus:
 dapat mengatur isi dan menghias suatu ruangan secara sederhana, tetapi berseni (artistik), dengan memperhatikan komposisi, bentuk dan warna ruang tamu, ruang tidur, ruang belajar, ruang makan, ruang tunggu, atau ruang lainnya,
 dapat membuat sedikitnya dua macam hiasan sederhana dari barang-barang yang ada di sekitanya, misalnya dengan menggunakan bunga kebun, kertas, batu, buah-buahan, tanaman, dahan-dahan, atau bahan lainnya,
 mengerti cara mengatur lampu penerangan dan peredaran udara (ventilasi).

5. TKK P3K
Untuk mencapai Tingkat Purwa seorang Pramuka harus:
 mengetahui cara dan dapat menolong kecelakaan luka iris, luka garuk, luka bakar/kena benda panas, benjut/memar, terkilir, hidung berdarah, tersengat/tergigit binatang berbisa, dan debu di mata,
 mengetahui cara dan dapat mencegah dan menolong orang yang mengalami hilang semangat (collapse), pingsan, matisuri (schijndood), dan trersengat sinar matahari (zonnesteek),
 mengetahui cara dan dapat menggunakan dengan benar dan rapih: pembalut segitiga (mitella), dan pembalut panjang (zwapchtel verband) untuk luka di jari, lengan, tangan, kepala, lutut dan betis,
 mengetahui letak urat-urat nadi terpenting, dan mengetahui cara penghentian pendarahan urat nadi,
 dapat membuat tandu darurat dengan cepat dan rapih, dan tahu serta dapat mengangkut penderita dengan berbagai cara, secara seorang diri maaupun bersama dengan teman,
 mengetahui dan dapat melakukan dengan baik dua pernafasan tiruan (kunstmatige ademhaling),
 mempunyai pengetahuan tentang obat-obatan/ramuan yang dapat digunakan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan,
 mengetahui nama, alamat, nomor tilpon Puskesmas (poliklinik), rumah sakit, dan dokter setempat,



G E R A K A N P R A M U K A
GUGUS DEPAN 1075 - 1076
PANGKANLAN SD NEGERI 12 CIBADAK
Jl. Papanahan 06/09 Kel. Cibadak Kec. Cibadak - Kab. Sukabumi Phone. (0266 ) 533524

DAFTAR HADIR TAMU

NO TANGGAL NAMA UTUSAN JABATAN KEPENTINGAN KESAN PESAN TANDA TANGAN KET